Ada JM dan JT Dibalik Sengkarut Penolakan GKI Citraland

Dua inisial ini tiba-tiba "terseret," dalam pusaran ruwetnya pendirian GKI Citraland. Siapa dan bagaimana ceritanya?

Tulisanku berjudul "Jangan Menyerah, GKI Citraland!" mendapat respon beragam. Ada yang senang namun tidak sedikit yang merasa terusik kenyamanannya.

Aku sendiri tidak menyangka Pdt. Samuel dkk. di GKI Citraland memilih berani mengizinkanku menulisnya. Sebab, konsekuensinya berat.

Aku meyakini mereka tidak akan mudah menghadapi konsekuensi dari tulisanku, yang berisikan "aib," dan "kerapuhan," GKI Citraland memperjungkan gerejanya.

Bagaimana tidak rapuh; sudah lebih dari 11 tahun GKI Citraland berjuang dengan segala cara agar mampu mewujudkan gereja di lahan yang telah disediakan pihak developer.

JANGAN MENYERAH, GKI CITRALAND!

Senang sekali akhirnya bisa menjejakkan kaki lagi ke GKI Citraland; bertemu lagi dengan Pdt. Samuel dan Ce Susan. 

Kami sempat "terpisah," cukup lama. Mungkin 5 tahunan lebih. 

Pertemuan terakhir kami saat Samuel masih menjalani proses menjadi pendeta. Ia bersama Ce Susan dan puluhan jemaat mudanya berkunjung ke Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan. 

GKI Citraland sendiri terletak di kawasan elit Citraland. Masih jadi satu dengan deretan ruko-ruko di sana. 

MUKTAMAR DAN DESYIRIKISASI YESUS


Saat begitu banyak kawan NUku menyerbu Lampung untuk menyemarakkan Muktamar NU, aku, sebagai orang NU, memilih jalan lain; menghormat Muktamar dengan caraku sendiri. Yakni, terus mencoba mendesyirikasi sosok Yesus. 

Kenapa aku memilih ini. Pertama, Lampung terlalu jauh untukku. Budgetku terbatas. Selain itu, aku tidak yakin dapat melakukan sesuatu yang berarti di sana, berbeda dengan kebanyakan temanku.

DEDIK KETUA PANITIA


Namanya Dedik. Anak paling depan, yang berbaju telur asin. Dia mungkin bukan anak sembarang. Namanya akan tercatat dalam sejarah sebagai pioneer. Tidak hanya di kampusnya namun juga di luar.

**

Dua Ujian


Sabtu ini, 4/12, untuk pertama kalinya aku akan ke Jakarta setelah pandemi mengurung Indonesia selama dua tahun. Di sana, aku akan diuji dua kelompok Kristen yang berbeda; akademisi dan warga jemaat.

Entah, apakah aku bisa melalui dua ujian ini. Jika boleh, tidak harus mendapat cum laude. Yang penting, pokoknya lulus. Itu sudah cukup bagiku.

Featured Post

MENULIS SEPERTI BERAK!

Aku lupa siapa yang mempopulerkan jargon di atas. Jika tidak salah, itu omongan Abdullah Idrus, salah satu penulis idola Pramoedya Ananta T...

Iklan

Tulisan Terpopuler