JANGAN MENYERAH, GKI CITRALAND!

Senang sekali akhirnya bisa menjejakkan kaki lagi ke GKI Citraland; bertemu lagi dengan Pdt. Samuel dan Ce Susan. 

Kami sempat "terpisah," cukup lama. Mungkin 5 tahunan lebih. 

Pertemuan terakhir kami saat Samuel masih menjalani proses menjadi pendeta. Ia bersama Ce Susan dan puluhan jemaat mudanya berkunjung ke Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan. 

GKI Citraland sendiri terletak di kawasan elit Citraland. Masih jadi satu dengan deretan ruko-ruko di sana. 



Gereja ini, yang aku tahu, sudah sejak lama membeli tanah di kelurahan Lakarsantri, tepatnya di RT/RW 05/01. 

Rencananya, tanah tersebut akan dijadikan gereja. Menggantikan yang lama, yang dianggap sudah tidak cukup lagi menampung kapasitas jemaat.

Tahun 2011, terjadi penolakan dari sebagian warga. Penolakan ini membuat muspika dan lurah melakukan rapat kordinasi bersama pihak GKI dan Citraland agar mendapat solusi.

Sepuluh tahun kemudian, tepatnya 30 Maret 2021, muspika Lakarsantri melakukan rapat kordinasi di aula kecamatan, terkait tata cara pendirian rumah ibadah. Keberadaan tanah milik GKI disinggung. 



Kurang dari sebulan, tepatnya 21 April 2021, Forum Perjuangan Islam Lakarsantri (FPIL) mengirim surat penolakan pendirian gereja ke lurah Lakarsantri. 

Oleh lurah, surat ini kemudian dibantarkan ke Camat Lakarsantri, pada 16 Juni 2021. Entah bagaimana kelanjutan cerita. 

Namun satu hal yang pasti, banyak gereja terus menerus dapat tekanan dari kelompok Islam. Keberadaan gereja nampaknya masih dianggap sebagai musuh ketimbang mitra dalam perlombaan kebaikan (fastabiq al-khairat).

Saat mendialogkan masalah ini dengan Pdt. Samuel, aku melihatnya tersenyum santai. Namun di hadapanku, ia tak mampu menyembunyikan mendung yang bergelayut di pikirannya.



Ketika aku bertemu dengan beberapa jemaat mudanya, mereka seperti tak mengambil pusing dengan semua itu. Semuanya terlihat enjoy, memuji tuhan. 

Aku tidak merasakan ada gelora dendam maupun kebencian terhadapku dan dua orang kawan Muslim yang menemaniku sore itu. Juga tidak ada perasaan yang sama pada para penolaknya. 

Aku benar-benar mengagumi endurance orang-orang Kristen, termasuk GKI Citraland, dalam menghadapi hal-hal seperti ini. Benar-benar sabar dan tabah.

Aku jadi teringat sebuah kutipan, rasanya dari film The Help. Bunyinya begini; courage is daring to do what is right in spite of weakness of our flesh.

Jangan menyerah, GKI Citraland! Cinta kasih Kristus yang menggerakkan persaudaraan.(*)

**Update 24/12/2021

Menurut sumberku, salah satu pendeta di lingkungan GKI, pihak GKI Citraland telah melakukan upaya dialog dengan warga sekitar dalam dua tahun terakhir. Hasilnya, pihak gereja mendapatkan 160 tanda tangan persetujuan dari warga. Padahal mengacu Peraturan Bersama Menteri No. 8 & 9 Tahun 2006, pihak yang akan membangun rumah ibadah cukup mendapatkan 60 tanda tangan persetujuan warga sekitar (bukan jemaat).

No comments:

Post a Comment

Featured Post

EMPAT TIPE IDEAL PERKAWINAN BEDA AGAMA (PBA); KAMU ADA DI MANA?

Surat Edaran Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2023 semakin menyulitkan mereka yang ingin PBA tanpa mengubah kolom agama di KTP. SEMA a quo secara ...

Iklan

Tulisan Terpopuler