DUA RAMADLAN DI GKI DARMO SATELIT SURABAYA; CATATAN 29 TAHUN


Saya berhubungan dengan banyak gereja GKI. Tidak hanya di wilayah sinode Jawa Timur, namun juga Jawa Tengah serta Jawa Barat. Memang belum ke semua dari sekitar 227an gereja milik GKI, namun pada setiap yang saya kunjungi, semuanya mengesani dengan kadar masing-masing. Jika saya anggap unik, perjalanan tersebut kerap saya tuangkan ke dalam tulisan yang agak panjang.

Salah satu GKI yang sempat memaksa saya menulis adalah GKI Darmo Satelit (Dasa) Surabaya. Gereja ini, seperti halnya GKI Sulung, terbilang sangat menjaga kesuciannya dari asap rokok. Keluar gerbang adalah hal yang biasa kami, para perokok, lakukan agar tetap bisa mendupai bait Allah kami.

Terus terang saja, meski agak keki, namun saya bisa sepenuhnya memahami hal itu, sebagaimana saya juga bisa memahami prosesnya bertumbuh menuju kedewasaan sebagai gereja yang tumbuh di lingkungannya.

Saya sangat senang pernah diberi kesempatan menjadi saksi atas dua momen pertumbuhan kedewasaannya. Pertama, saat saya dan kawan-kawan diijinkan menggunakan salah satu ruang untuk berdiskusi isu yang sangat pelik menyangkut gereja dan minoritas gender dan seksualitas.

Saya ingat betul saat itu bulan Ramadlan dan saya belum mandi meski didapuk menjadi fasilitatornya. Seingat saya, ini GKI kedua yang saya ikuti yang memperbolehkan isu ini dibahas dalam gereja. Satunya adalah GKI Jombang pada tahun 2014. Proses di GKI Dasa ini kemudian saya tuliskan agak panjang.
https://geotimes.co.id/kolom/sosial/menguji-salib-lgbti-di-gereja-kristen/

Kedua, ketika saya diundang sebagai pembicara dalam bedah buku narasi Tionghoa di GKI Dasa pada Ramadlan tahun lalu. Saat itu pula saya menyaksikan untuk pertama kalinya gereja itu mengundang bu lurah setempat dan beberapa warga muslim untuk bersedia berbuka puasa di GKI Dasa. Sekitar 28 tahun gereja ini berdiri dan baru saat itu membuka pintunya bagi warga sekitar yang berbeda agama, untuk merayakan acara suci bukan agama Kristen. "Ini sangat luar biasa," batinku sembari menulis artikel ini. https://www.asumsi.co/post/pascateror-bom-secercah-asa-di-gki-dasa-surabaya

Saya berani bertaruh, dua momentum ini bisa terlaksana setelah melalui pergumulan panjang di internal mereka. Pergumulan ini sekaligus menandai keyakinan saya akan kontribusi GKI Dasa dalam kancah perkembangan pendewasaan demokrasi di Jawa Timur di masa mendatang.

Selamat ulang tahun ke-29, GKI Dasa! Tetaplah menjadi progresif!

Aan Anshori

No comments:

Post a Comment

Featured Post

EMPAT TIPE IDEAL PERKAWINAN BEDA AGAMA (PBA); KAMU ADA DI MANA?

Surat Edaran Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2023 semakin menyulitkan mereka yang ingin PBA tanpa mengubah kolom agama di KTP. SEMA a quo secara ...

Iklan

Tulisan Terpopuler